there is a way

there is a way

26 November 2011

Goresan Estetika bak "Pujangga" berkata.....

DUNIA APA?

Duniaku penuh warna

Duniaku memang indah

Tapi duniaku juga nista

Lantas, aku ini seperti apa?

Seperti malaikat yang begitu mencintai sesama

Begitu menghargai setiap hati siapa

Begitu mengerti kedukaan teman

Begitu mengasihi bagi si pemelas

Tapi begitu pula aku yang hina

Yang penuh kebohongan hati

Yang penuh kebimbangan antara halal dan haram

Yang penuh kepastian pada nafsu

Yang penuh kebahagiaan pada dendam

Lalu…..

Sekali lagi, bagaimana aku ini?

Sungguh…..

Aku takut untuk terus lanjutkan hidup

Yang berpijak pada dua pribadi

Mana yang asli dan mana pula yang palsu?

Jika aku tak tinggalkan hitam, apakah ada sedikit saja pembelaan-Mu?

Namun, jika aku tinggalkan putih, pasti ku jadi penghuni gudang kotor-Mu!

Tapi….aku tak ingin bergandengan dengan mereka yang disebut iblis

Tapi, aku pun tak cukup kuat untuk berjalan lurus menuju-Mu

Di manakah duniaku?

PILU

Perasaan haru……

Sedih menghias tiap relung hati

Mengidap senyap di setiap putaran hari

Munculkan tangis hingga terdengar

Pada hembusan angin

Aku ingin disapa

Walau seteguk yang dirasa

Pelipur hati tak mampu berikan

Namun, aku masih terdiam untuk menuggu nasib

Miskin hati pada bahagia

Karena terus terduduk lesu

Melunglai hingga tak mampu lagi kaki menopangnya

Berharap apa saja yang membawa sunggingan di sudut bibir

Akankah?

Atau hanya pilu juga?

Risau ini terus saja menghampiri diri

Aku tak lagi mampu menanti

Aku ingin habis

Dan penghabisan yang mungkin melegakan

Walau pahit, saat terakhir tak sanggup kuberi

Untuk hidup yang selalu menyakiti


AWAL BARU

Duka memang belum habis

Pikir ini dan itu untuk ketidakpastian

Tak begitu puas, namun….sudahlah!

Biarkan saja, dia memang tak pernah mengerti

Kedukaan ingin aku singkirkan

Hingga pun tak lagi terdiam

Bergeraklah lagi demi hidup puluhan tahun

Masa terus mengejarku….

Aku tak pikirkan lagi dulu

Kini derap langkah malah semakin mengencang

Dan seketika…..

Aku terdiam lagi,

Namun bukan untuk pilu

Seperti dulu yang menggerogoti hati

Ini berbeda…

Inikah itu…?

Dia datang lagi

Terketuk lagi…

Dimulaikah lagi…?

Ya…mungkin saja….!!!

Hmm…sekali ini aku pikir, pasti…!


IBU

Demi hidup seorang aku!

Demi buah cintamu ini

Demi bahagia menjadi genggamanku

Demi harapanmu padaku

Selalu….,setiap waktu-Nya memanggil

Tengadah tanganmu

Ucapkan pinta pada-Nya untuk semua itu

Ibu….

Tangan-tangan sayangmu

Penuh kasih, doa, cinta untukku

Mohon maafku tak putus padamu

Ampunan tingkahku

Tak ingin aku mendurhakaimu

Karena sungguh kau adalah hidupku

Ibu… maaf…

TAK BERBUDI

Ingin ini

Ingin itu

Ingin satu

Ingin dua

Ingin….ingin…ingin…

Tak pernah habis ingin!

Tak puaskah kita dengan apa yang ada?

Tlah habiskah semuanya?

Belum,…

Masih ada ini

Masih ada itu

Masih ada satu

Masih ada dua

Memang belum habis semua!

Jika belum habis,

Kenapa harus mencari puas lagi?

Akankah puas hati

Dengan semua kemubaziran?

Manusia ini memang tak berbudi

Tak pernah puas hati


DIALOG CINTA

Apa itu cinta

Indahkah,

atau hanya sebuah belenggu hitam?

“Setahuku cinta itu pahit, dan tak pernah indah

Memberi pilihan yang sulit

Membenamkan diri pada munafik

Mewarnai setiap langkah pada nafsu

Membimbing datangnya kebencian,kecemburuan, dan penghianatan

Bahkan merubah hidup menjadi pengikut setan!

Tapi aku suka cinta yang seperti itu….nikmat….”

“Ya…itulah cintamu!

Cintaku tak sama seperti cinta busukmu itu.”

“Cintaku tak pernah mengumbar nafsu

Cintaku tak pernah munafik atau memunculkan khianat

Cintaku tak pernah mendatangkan benci ataupun cemburu.”

“Karena cintaku suci, indah dan mulia

Cintaku tak pernah mendatangkan dendam

Cintaku menuntun kita ke jalan yang lurus

Cintaku mengasihi sesama dengan ridho-Nya

Cintaku adalah Al-Muhabbah pada-Nya

Dan kuyakini Dia pun akan memberi cinta yang indah pada setiap hidupku.”

“Aku masih menyanjung sebuah cinta yang datang dari dan karena-Nya

Aku masih peduli memberi cinta pada sesama

Aku tak ingin salah memilih cinta, dan kuyakini, inilah cintaku….

Cinta yang datang dari dan karena-Nya.”

KISAH SERU

Gontai mengayun langkah

Dedaun jatuh turut mengiring

Pandangan melesat berubah ke arah yang jauh

Namun derap terus melaju

Tak mungkin tuk hiraukan

Namun berganti hari

Sampai bertemu pandang

Bertemu jiwa

Seraut memesona hati

Yang tlah hadirkan kisah seru

Kini memikat hasrat yang kian begejolak

MAWAR LAYU

Andai ada yang tau

Andai ada yang mengerti

Aku sendiri

Menyimpan perih

Aku sepi

Layu dan mengering

Tak satupun teman mendampingi

Rumput liar, kotoran hewan,

Belukar

Dan rumah tak berpenghuni

Mengelilingiku

Namun entah apa alasanNya

Hingga ku tak kunjung mati

Hai….yang melintas…

Sirami aku dengan seteguk air

Walau itu air kumuranmu

Oh…..

BAGAIMANA JIWA?

Ingin sekali penuhi segala asa

Bertahan dengan manisnya kenangan

Mimpi yang memberi arti,

Padahal hidup bukan untuk mimpi

Hidup untuk setiap asa-asa pasti

Berjalan walau kabut menghadang

Peluh mengalir deras serta merta derai-derai

Permohonan akan datangnya surga

Walau tuk dirasa cukup didunia

Oh….apakah dunia pun tak mampu berikan padaku?

Kini,

Bagaimana aku?

Kini tak lagi berkeluh,

Walau masih terus kucurkan peluh

Tak lagi berderai lewati pipi hingga basahi tanah

Pantas tuk tengadahkan tangan

Pinta seribu pengharapan pada-Nya

Demi sebuah hembusan napas kehidupan

Laksana keharusan pada jiwa yang bernyawa

TERPIDANA

Pelik….

Sebuah kata indah tuk gambaran hitam

Indah menyinggung hari…

Jeruji rongsok tak mampu menampung lagi

Sesuap nasi tak tergapai

Berlari…

Mengejar, tergopoh-gopoh

Argh….!!!

Mengucur deras…

Hanya untuk yang sejengkal saja

Namun, kosong memang tak tertahan…

CIUT

Dalam raut wajah sembraut

Tiap sudut yang hingar

Aku kini terduduk menepi

Mencari di mana letak-Nya?

Duluku singkirkan

Pasang setiap perisai

Hantam segala serangan

Hunusan tajam jadi membengkok

Karena kuatnya sekuat baja

Tegap kekar senjata hatinya

Kini pelita keraguan mencuat

Mengapa ini?

Tak ada daya lagi

Banjir mengaliri pipi

Sengatan ribuan alphabet amarah

Menjadikanku layu

Aku menepi lagi

Sadar diri ini hanya secuil

Aku ini ciut

Ciut dihadap-Nya!

PULAU

Pulau tak berpenghuni itu

Ingin kusinggahi

Menyendiri

Memerangi hitamnya hati

Menginsyafi kehinaan diri

Pulau tak berpenghuni

Di manakah itu?

Dulu…

Menari di bawahnya tangis

Tertawa di bawahnya fakir

Menangis di atasnya yang lumpuh sembuh

Berang di atasnya yang miskin makan

Akukah itu ?

Ya….

Pulau tak berpenghuni

Panggillah aku

Karena aku tak punya daya lagi

Biar terbakar saja sekalian

Bodohnya aku….

1, 2, 3, 4,…..

Satu dua tiga empat

Patuh

Dan

Taat

Ingat

Jangan ambil pusing!

Satu dua tiga empat

Tutup

Lah

Telinga

Rapat-rapat

Acuhkan saja Dia!

Satu dua tiga empat

Aku

Pinta

Setia

Di tempat

Yang diingat bisikanku saja

Satu dua tiga empat

Kau

Memang

Raja

Kampret

Setan!!!

Satu dua tiga empat

Aku

Tak

Kan pernah

Ingat!

Bisikan yang BANGSAT!

CERITA SEDIHKU!

Debu menari-nari riang sekali

Derap melaju

Rintihan dahaga

Kini aku mulai menepi

Jamnya ke angka empat

Aku lapar!

Namun,

Melesat melihatnya!

Lunglai merintih

Lemah membungkuk

Hitam tersudut

Luka terbalut

Lusuh…

Menjerit hati ini

Aku mengiba!!!

Apa daya

Yang dua setengah lembar ini

Harapan pupus sudah

Tak ada kesempatan

Beri sunggingan sedikit

Di sudut bibirnya yang kelu

Arghhh…..

Tangisku menyeruak dalam hati

Namun, mengapa ada yang kampret!

Dasar orang gila!

Dia gontai saja sambil bercanda-canda

Melenggang tak berdosa

Setelah

PRANG….

Si Bapak terseot menarik cepat

Baskom recehan tercampak

Berhamburan logam-logam keringatnya

Brengsek…..

Kau manusia!!!

Maaf Pak!!!

KAU , ANJING, DAN PELACUR

Pelacur saja tak peduli

Mencari makan menjual diri

Yang katanya untuk anak tak berayah ini

Anjing saja tau diri

Menjilat-jilat makanan busuk di tong sampah

Tuk kenyangkan perutnya

Apalagi KAU!

Si sempurna

Yang mampu asal mau

Tapi KAU memang tak punya malu!

Tak mau dan pasti murka kau jika dikatai kalah

dengan seorang pelacur dan seekor anjing

PEMALAS!


TERIMA KASIH KEHIDUPAN

Terima kasih pada kehidupan,

Yang telah beri arti, semangat, harapan bahkan cinta!

Aku hidup untuk setiap batu-batu yang menghadang

Tersandung, namun siap ‘tuk bangkit lagi.

Duka-duka yang melekat bagai getah pohon yang masih kan membekas,

Tawa-tawa bahagia menjadi penantian dalam setiap harinya

Tiada hidup tanpa tangan-tangan sayang bunda

Kasihnya, doanya, bahkan setiap amukannya adalah ada karena cinta

Takkan ada hidup juga tanpa cinta-cinta lelaki

Semuanya terlewati…

Kuberi cinta, kudapat cinta.

Kulepas cinta mereka, mereka pun pergi tuk lepaskan cintanya

Walau itu adanya, tak pernah ada penyesalan dalam batin...

Hari-hari hidup penuh pengharapan

Untuk lebih nikmati karunia-Nya

Ingin terus rasakan bahagia dunia dengan tetap ingat akan Dia

Harap ‘tuk dapat lewati canda tawa bersama mereka yang disebut sahabat

Aku juga ingin rasakan nikmatnya rezeki diri

Aku tlah lalui seperempat hidup dengan cinta, semangat, tapi masih terus penuh pengharapan…

Semoga hidup tetap hidup berjalan bersama-Nya!!

SAAT TAK TAHU

Bertanya pada kaca, hanya ada muka kebingungan

Bertanya pada pena, hanya tulisan kacau jawabnya

Bertanya pada siapa?

Tak akan mengerti, tak akan dapat mengerti

Siapa dia dihati

Adakah untuknya

Kenyataan hati yang mencintai?

Aku tak ingin bertnaya pada kaca lagi

Ataupun pada pena lagi

Haruskah kutanya pada Dia?

Yang paling tahu segalanya

Takutku dengan jawaban,

yang berarti tak harus ada cinta

dan pergi saja dari cinta semu itu…

cinta semu yang hanya menjadi cermin kebahagiaan saja

namun tak nyata bila tersentuh

Itukah jawabnya??

Hancurku… saat tak tahu apa jawabnya.

PAHIT

Penat hati

Belum lepas… hingga kini!

Kucari terus hingga berlari

Ke dalam mimpi-mimpiku jawaban yang tak pasti

Akankah sesuatu itu datang sendiri?!

Datang hadir…

Menghapus penat

Penat, pekat, kelat jadi satu

Menghantam hati ini hingga begitu pahit!

Sakit…amat sakit!!

Tak tahan aku menjilatnya, menelan semua

Ingin aku meludahkannya hingga terbuang ke dalam lubang terdalam

Haruskah aku berteriak?

Dan muntahkan segala kepahitan ini?

Dan dapatkah ada tanya,

Akankah ada gula tuk menjadikannya manis???

2 komentar:

Z A B A N I A H mengatakan...

Wooow, nggak banyak wanita yang cerdas seperti Iema melayang-layangkan logika dan intuisi jadi karya menkajubkan seperti ini. Jerih payahmu luar biasa sekali...


Selamat..!


Yan Nainggolan

I M A mengatakan...

waaaaw.... pujian yg melambungkan aku yaan.... hehehhee... mauliate godang...
tujuannya cuma satu mengembangkan, membuka, dan membagi imajinasi...^^